Welcome to my blog !!!

Welcome to my blog !!!

Blog ini membahas tentang keperawatan, kebidanan, serta hal - hal umum lainnya...

Senang sekali jika anda mau berbagi pendapat dengan saya disini... ^^

Thursday, 17 May 2012

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
1.    PENGERTIAN KEPERAWATAN
Pada lokakarya nasional 1983, telah disepakati pengertian keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (1895), mendefinisikan keperawatan adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat profesional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi.
2.    DEFINISI PERAWAT
Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yaitu mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tyalor C Lillis C Lemone (1989) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan. Definisi perawat menurut ICN (international council of nursing) 1965, perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.
Adapun upaya untuk mewujudkan perawat yang profesional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat profesional, diantaranya :
1.    Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2.    Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat profesional.
3.    Keterlambatan sistem pelayanan keperawatan, (standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi).
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan, maka solusi yang harus ditempuh :
1.         Pengembangan pendidikan keperawatan.
2.         Memantapkan sistem pelayanan perawatan profesional
3.         Penyempurnaan organisasi keperawatan
 Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1.      Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a)    Body of Knowledge
b)   Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c)    Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2.      Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode  etik keperawatan.  Aspek moral yang menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a)    Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b)   Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dsb, tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c)    Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadai, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system yang dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesional.
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat profesional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.
Care Giver :
Pada peran ini perawat diharapkan mampu :
1.    Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2.    Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significan dari klien.
Client Advocate (Pembela Klien)
Tugas perawat :
1.      Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
2.      Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Peran perawat :
1.      Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2.      Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3.      Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4.      Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
Educator :
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. Perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.
3.    PROSES KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dari pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan
4.    MANFAAT PROSES KEPERAWATAN
a)    Perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan dan membantu mengembangkannya melalui hubungan profesional
b)   Memberikan kepuasan bagi pasien dan perawat
c)    Memberikan kerangka kerja bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
d)   Membuat perawat mawas diri dalam keahlian dan kemampuan merawat pasien
5.    LANGKAH-LANGKAH PROSES KEPERAWATAN
Dalam proses keperawatan ada lima tahap, dimana tahap-tahap tersebut tidak dapat dipisahkan, dan saling berhubungan. Yang secara bersama sama membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulang kembali kontak dengan pasien.
Dalam proses keperawatan terdapat 4 tahapan yaitu :
a)      Pengkajian
1)   Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien.
Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah atau melengkapi data.           
2)   Tujuan pengumpulan data
§  Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
§  Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
§  Untuk menilai keadaan kesehatan klien
§  Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah berikutnya.
3)   Karakteristik data
a.    Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien.
b.    Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang telah didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
c.    Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi. 
4)   Informasi yang diperlukan
a.    Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual
b.    Kemampuan dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
c.    Masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien
d.   Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan terhadap klien 
5)   Sumber data
a.    Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
b.    Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
c.    Sumber data lainnya
sumber data lainnya dapat diperoleh dari catatan klien (perawatan atau rekam medis klien),  riwayat penyakit, konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostic, perawat lain, kepustakaan.
2)   Jenis data
a.    Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui seperti : warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll.
b.    Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya rasa nyeri, pusing, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.
3)   Cara pengumpulan data
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, dilakukan klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain:  wawancara, pengamatan, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.
4)   Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, untuk menjalin hubungan antara perawat dengan klien, untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
Tahapan wawancara / komunikasi :
a.    Persiapan.
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.
b.    Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan.
c.    Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui, mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu, menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien, menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya, bila perlu diam untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya, sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.  
Macam wawancara :
a.    Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung
b.    Allo anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
 Hambatan wawancara :
a.    Internal ;
·      Pandangan atau pendapat yang berbeda
·      Penampilan klien berbeda
·      Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
·      Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang sesuatu hal
·      Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
·      Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien
·      Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
·      Perawat merasa terburu-buru
·      Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya
b.    External ;
·      Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
·      Kurangnya privacy
·      Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
·      Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.
5)   Pengamatan / observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.

6)  Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien..
Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan.
Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :
a.    Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
b.    Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba yaitu dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
·      Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
·      Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
·      Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
·      Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
c.    Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu  dengan menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
d.   Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :
a.    Head to toe (kepala ke kaki)
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
b.    ROS (Review of System / sistem tubuh)
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.
c.    Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
7)   Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian
a.    Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual
b.    Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah klien dan menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan klien
c.    Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus
d.   Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus-menerus
e.    Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
f.     Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.
8)   Dokumentasi pengkajian
Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat mengimplementasikan dan mengorganisasi data.
b)     Diagnosa keperawatan
Adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya.
1)   Tujuan diagnosa keperawatan
a.    Memberikan bahasa yang umum bagi perawat sehingga jalinan informasi dalam persamaan persepsi dapat terjadi
b.    Meningkatkan identifikasi tujuan yang tepat sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi
c.    Menciptakan standart praktik keperawatan
d.   Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
2)   Diagnosa dilihat dari status kesehatan pasien
a.    Aktual:Menggambarkan penilaian klinik yang harus divalidasi perawat karena adanya batasan karakteristik mayor
b.    Potensial: Menggambarkan kondisi pasien kearah yang lebih positif
c.    Risiko: Menggambarkan kondisi klinis individu lebih rentan mengalami masalah.
d.   Kemungkinan: Menggambarkan kondisi klinis individu yang memerlukan data tambahan sebagai faktor pendukung yang akurat.
c)      Perencanaan
Rencana perawatan adalah bukti tertulis dari tahap dua dan tahap tiga proses keperawatan yang mengidentifikasi masalah pasien, tujuan perawatan dan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah pasien.
Langkah-langkah dari perencanaan keperawatan adalah :
1)   Menentukan prioritas masalah
a)    Berdasarkan Hirearki Maslow yaitu, fisiologis, keamanan/keselamatan, mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri
b)   Berdasarkan Griffith-Kenney Christensen dengan urutan:
·      Ancaman kehidupan dan kesehatan
·      Sumber daya dan dana yang tersedia
·      Peran serta klien
·      Prinsip ilmiah dan praktik keperawatan
2)   Menentukan Tujuan
Dalam menentukan tujuan digambarkan kondisi yang diharapkan disertai jangka waktu
3)   Menentukan Kriteria Hasil
·      Bersifat spesifik dalam hal isi dan waktu mis: Pasien dapat menghabiskan 1 porsi makanan selama 3 hari post operasi
·      Bersifat realistik artinya dalam menentukan tujuan harus dipertimbangkan faktor fisiologis/patologis penyakit yang dialami dan sumber yang tersedia serta waktu pencapaian
·      Dapat diukur
·      Mempertimbangkan keadaan dan keinginan pasien
4)   Merumuskan intervensi dan aktifitas perawatan
d)     Implementasi
1)   Tindakan mandiri
Adalah aktifitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain.
2)   Tindakan kolaborasi
Adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
Bentuk implementasi keperawatan :
a.    Bentuk perawatan, pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru atau mempertahankan masalah yang ada
b.    Pendidikan kesehatan pada pasien untuk membantu menambah pengetahuan tentang kesehatan
c.    Konseling pasien untuk memutuskan kesehatan pasien
d.   Konsultasi dengan tenaga profesional kesehatan lainnya sebagai bentuk perawatan holistik
e.    Bentuk penatalaksanaan secara spesifik atau tindakan untuk memecahkan masalah kesehatan
f.     Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri.
e)      Evaluasi
Tujuan: Untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan feedback terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
Langkah-langkah Evaluasi
1. Daftar tujuan-tujuan pasien
2. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
3. Bandingkan antara tujuan dan kemampuan pasien
4. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak
Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi.

0 comments:

Post a Comment