Welcome to my blog !!!

Welcome to my blog !!!

Blog ini membahas tentang keperawatan, kebidanan, serta hal - hal umum lainnya...

Senang sekali jika anda mau berbagi pendapat dengan saya disini... ^^

Thursday 10 May 2012

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

A.     Komunikasi Terapeutik
1.      Pendahuluan
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh hubungan perawat-klien.
Bila perawat tidak memperhatikan hal ini maka hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang akhirnya mempercepat proses kesembuhan  tetapi lebih kepada hubungan sosial.
Perawat yang menguasai tehnik “ Komunikasi Terapeutik “ akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhn keperawatan .
Dampak selanjutnya adalah memberikan Kepuasan Profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan citra profesi serta rumah sakit.
2.      Pengertian
Hubungan perawat –klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman untuk memperbaiki emosi klien
3.      Tujuan Terapeutik
a.       Realisasi diri dan penerimaan diri.
b.      Identitas diri yang jelas dan integritas tinggi
c.       Kemampuan membina hubungan interpersonal
d.      Peningkatan fungsi dan kemampuan memenuhi kebutuhan dan tujuan personal yang realistis.
Tujuan terapeutik akan tercapai jika Perawat memiliki karakteristik sebagai berikut: 
a.       Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya
b.      Kemampuan untuk menganalisa perasaannya sendiri.
c.       Kemampuan untuk menjadi contoh peran
d.      Altruistik
e.       Rasa tanggung jawab etik dan moral
f.       Tanggung jawab
4.      Sikap Komunikasi terapeutik
a.       Berhadapan : Posisi ini” Saya siap untuk anda”
b.      Mempertahankan kontak mata: Menghargai Klien
c.       Membungkuk ke arah klien: “Siap Mendengarkan “
d.      Mempertahankan sikap terbuka : Tidak Melipat tangan dan kaki menunjukkan keterbukaan
e.       Tetap rileks : Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon pada klien.
5.      Komunikasi Non Verbal 
a.       Isyarat Vokal : Tek , Kualitas,tertawa,irama,kecepatan menggambarkan suasana emosi
b.      Isyarat Tindakan : Semua gerakan tubuh, ekspresi wajah dan sikap tubuh, menggambarkan suasana hati
c.       Isyarat Obyek : Digunakan secara sengaja /tidak , seperti: pakaian dan benda pribadi.
d.      Ruang : Isyarat tentang kedekatan hubungan
e.       Sentuhan: Komunikasi Paling Personal pertimbangan LB, Jenis hubungan ,usia dan harapan .
6.      Tehnik Komunikasi Terapeutik
a.       Mendengar
b.      Pertanyaan terbuka
c.       Mengulang
d.      Klarifikasi
e.       Refleksi
f.       Menfokuskan
g.       Membagi persepsi
h.      Identifikasi ‘’tema’’
i.        Diam
j.        Informing
k.      Saran

B.     Dimensi Hubungan
Keterampilan tertentu dibutuhkan perawat untuk mencapai dan mempertahankan hubungan terapeutik.
Keterampilan ini menggabungkan keterampilan verbal dan non verbal serta sikap dan perasaan dibalik sikap perawat.
Keterampilan ini dibagi 2 dimensi :
1.      DIMENSI RESPONSIF
a.       Kesejatian/Keikhlasan
Tampak pada sikap perawat yang terbuka, jujur dan ikhlas.
b.      Hormat/ Menghargai
Sikap ini terlihat pada saat perawat menerima apa adanya,tidak menghina, mengejek & tidak menghakimi
c.       Empati
Merupakan kemampuan masuk kedalam kehidupan klien agar dapat merasakan fikiran dan perasaannya sehingga kemudian mampu mengidentifikasi masalahnya.
d.      Konkrit
Perawat menggunakan terminologi yang spesifik dan jelas bukan suatu yang abstrak.
2.      DIMENSI TINDAKAN
a.       Konfrontasi
Pengekspresian perawat terhadap perbedaan perilaku klien yang bermanfaat untuk memperluas kesadaran diri klien
b.      Kesegeraan, Perawat harus sensitif terhadap perasaan klien
c.       Keterbukaan Perawat,
Berguna untuk memfasilitasi kerjasama
d.      Katarsis Emosional ,
Klien didorong untuk menceritakan hal yang sangat mengganggunya untuk mendapat efek terapeutik.
e.       Bermain Peran,
Mengembangkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan  klien kedalam HAM.  
        
C.     Kesadaran Diri Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik.
Instrumen utama yang dipakai adalah DIRI PERAWAT SENDIRI. Analisa diri sendiri merupakan dasar utama untuk dapat memberikan asuhan yang berkualitas
Fokus Analisa Diri :
1.      Kesadaran diri
-          Perawat perlu menjawab pertanyaan “Siapa  saya”
-          Perawat harus dapat mengkaji perasaan, perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi perawatan.
-          Kesadaran diri akan membuat perawat menerima perbedaan dan keunikan klien.
-          “ JOHARI WINDOW” menggambarkan tentang perilaku, fikiran, perasaan seseorang sebagai berikut :
Diketahui oleh diri sendiri dan orang lain
Hanya diketahui oleh orang lain
Hanya diketahui oleh diri sendiri
Tidak diketahui oleh siapapun

3 Prinsip Johari Window
1.      Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2.      Jika kuadran 1 paling kecil, bermakna komunikasi buruk dan kesadaran diri kurang.
3.      Kuadran 1 paling besar , bermakna individu memiliki kesadaran diri tinggi.
Cara meningkatkan kesadaran diri :
1.      Mempelajari diri sendiri
2.      Belajar dari orang lain
3.      Membuka Diri
Klarifikasi Nilai :
Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan yang cukup , sehingga tidak menggunakan klien sebagai sumber kepuasan dan keamanannya.
Eksplorasi Perasaan :
Perawat perlu terbuka dan sadar akan perasaannya , dengan demikian perawat akan mendapat informasi tentang :
1.      Bagaimana responnya pada klien
2.      Bagaimana penampilannya pada klien
Kemampuan Menjadi Model :
Perawat yang memiliki masalah pribadi misalnya : hubungan interpersonal yang terganggu akan berdampak pada hubungannya dengan klien.

D.     Tahapan Hubungan terapeutik
1.      Prainteraksi
-          Eksplorasi perasaan,fantasi dan ketakutan diri
-          Analisa kekuatan & kelemahan profesional  diri
-          Dapatkan data klien & rencanakan pertemuan I
2.      Perkenalan atau orientasi
-          Tentukan alasan minta pertolongan
-          Bina Hubungan Saling percaya,rumuskan kontrak & eksplorasi fikiran dan perbuatan klien.
3.      Kerja
-          Eksplorasi stressor yg tepat
-          Dorong perkembangan kesadaran diri klien & pemakaian koping yang konstruktif
-          Atasi penolakan perilaku adaptif
4.      Terminasi
-          Ciptakan realitas perpisahan
-          Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
-          Saling eksplorasi perasaan kehilangan.

E.     Elemen Kontrak
  • Nama Perawat
  • Peran Perawat dan Klien
  • tanggung Jawab Perawat
  • Harapan Perawat dan Klien
  • Tujuan Hubungan
  • Waktu Pertemuan
  • Situasi  Peretemuan dan Terminasi
  • Kerahasiaan

F.      Kebuntuan Terapeutik
1.      Pengertian
Hambatan kemajuan hubungan Perawat-Klien. Penyebabnya dari berbagi alasan dan terjadi dalam bentuk yang berbeda.
Kebuntuan ini menimbulkan perasaan tegang baik bagi perawat maupun klien, terdiri dari Resisten, Transferens, Kontertransferens, Pelanggaran Batasan.
a.       RESISTENS
Resisten adalah upaya Pasien untuk tetap tidak  menyadari penyebab ansietas yang dialaminya.
Resisten utama sering terjadi akibat dari ketidaksediaan pasien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan.
Perilaku Resistens biasanya terjadi pada fase kerja
·         Bentuk Resistens
-          Supresi dan Represi informasi terkait
-          Devaluasi diri dan keputusasaan tentang masa depan
-          Perilaku amuk & tidak rasional
-          Pembicaraan yang bersifat permukaan
-          Hambatan intelektual --> tidak mampu berpikir
-          Penghayatan intelektual --> Mengatakan memahami tapi masih maladaptive
-          Reaksi transferens
b.      TRANSFERENS
Transferens adalah respons tidak sadar dimana pasien mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya yang lalu.
Sifat yang paling menonjol Adalah ketidaktepatan respons pasien  dalam intensitas dan penggunaan mekanisme koping ( displacement ) yg maladaptif.
Ada 2 jenis utama : REAKSI BERMUSUHAN DAN TERGANTUNG
c.       KONTERTRANSFERENS
Kontertransferens yaitu Kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh Perawat. Kontertranferens merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhadap pasien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan Terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi.
Reaksi kontertransferens berbentuk : Reaksi sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan/membenci, reaksi sangat cemas.
Perilaku yang ditampilkan :
·         Ketidakmampuan untuk berempati terhadap pasien
·         Menekan perasaan sesudah dan selama interaksi
·         Kecerobohan dalam kontrak
·         Perasaan marah atau tidak sabar karena klien tidak berubah
·         Mencoba menolong pasien dalam segala hal yang tidak berhubungan dengan tujuan keperawatan yang telah ditetapkan
·         Berdebat dengan pasien
·         Melamunkan dan memikirkan pasien
·         Fantasi seksual
·         Perasaan gelisah dan bersalah terhadap pasien
·         Kebutuhan untuk mempertahankan intervensi keperawatan pada pasien
·         Menolong dalam tingkat personal dan sosial
d.      PELANGGARAN BATASAN
Hal ini terjadi jika perawat melampaui batasan hubungan yang terpeutik dan membina hubungan sosial, ekonomik, atau personal dengan pasien.
Perilaku yang ditampilkan :
·         Perawat melakukan atau memikirkan sesuatu yang khusus, berbeda atau tidak biasa terhadap pasien.
·         Pasien mengajak perawat makan siang atau makan malam diluar
·         Hub Prof berubah menjadi hubungan Sosial
·         Perawat menghadiri pesta undangan pasien
·         Pasien mengenalkan perawat pada keluarga untuk tujuan sosial
·         Perawat menerima pemberian hadiah dari bisnis pasien
·         Perawat menghadiri acara sosial pasien
·         Perawat secara rutin memeluk dan memegang pasien
·         Perawat menjalankan bisnis atau memesannya dari pasien
·         Perawat menyetujui tindakan penangulangan diluar terap
2.      Mengatasi Kebuntuan Terapeutik
·         Perawat harus siap untuk mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan perawat –klien .
·         Perawat harus memiliki pengetahuan tentang kebuntuan terapeutik  dan mengenali perilaku yang menunnjukkan adanya kebuntuan tersebut.
·         Klarifikasi dan refleksi perasaan agar dapat lebih memusatkan pada apa yang sedang terjadi.
·         Menggali latar belakang kembali baik pasien maupun perawat.

0 comments:

Post a Comment