LANDASAN TEORI MEDIK
A.
PENDAHULUAN
Ada banyak
sekali penyakit yang menyerang kulit manusia, salah satunya adalah dermatitis.
Dermatitis merupakan sebuah kelainan kulit dengan gejala subyektif rasa gatal.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan ruam yang polimorfi dan umumnya berbatas
dengan tegas. Kulit tampak meradang dan iritasi. Peradangan ini bisa terjadi
dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki.
Penyakit
dermatitis ini memang tidak pandang bulu, semua orang baik tua maupun muda
“berpeluang” terkena penyakit ini. Gejala
eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas
2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia,
namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan
yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi
angka kekambuhan.
B. PENGERTIAN
Dermatitis adalah suatu peradangan
menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya
Dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda seperti terbentuknya bintik yang
berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik.
Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang
biasanya tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat
seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan
obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit dermatitis.
Dermatitis adalah istilah umum yang
menggambarkan suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis,
termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi
dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak,
memerah dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas
yang mencakup berbagai gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah gatal.
Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh,
sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis dermatitis
memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit
dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap
kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya, substansi
yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi
juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus,
menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan
pengerasan kulit.
C. GEJALA
Dimanapun lokasi timbulnya eksim,
gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah
muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan
muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan
kemerahan muncul di daerah lain.
Daerah yang terkena akan terasa
sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada
mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu
pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit
sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.
Dermatitis
Atopik : Bisa terjadi pada bayi yang disebut eksim susu. Timbul disekitar pipi
dan bibir. Sedang pada anak dapat dijumpai didaerah lipatan siku . Dermatitis
Kontak : Pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai bisa terkena dermatitis
kontak karena popok terlalu lembab dan kontak langsung dengan air kemih
berjam-jam sehingga timbul gejala kemerahan pada lipatan paha dan pantat.
Dermatitis Numularis Gejala pada kulit tampak bulat seperti uang logam,
kemerahan, bengkak dan berisi cairan dan penderita merasa sangat gatal
D. PENYEBAB
Penyebab dari eksim sebenarnya belum
diketahui dengan pasti, namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan
aktifitas daya pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan
tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya
tidak berbahaya pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak ditemukan pada
keluarga dengan riwayat penyakit alergi atau asma.
Tiap – tiap orang mempunyai pencetus
eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau deterjen
akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau
alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun bervariasi, ada yang
gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang sebaliknya.
Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya
eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.
Meskipun penyembuhan eksim sangat
sulit dilakukan, namun pada banyak kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya
kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang tepat dan menghindari
iritan/alergen yang menyebabkan eksim. Perlu diingat, penyakit ini tidak
menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang lain.
E. PATOFISIOLOGI
1.
Dermatitis Kontak
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat
yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis
kontak alergik.
a.
Dermaitis Kontak Iritan :
Kulit berkontak dengan zat iritan
dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan
ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin
hardering.
b.
Dermatitis Kontak Alergik :
Batas tak tegas. Proses yang
mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi
tidak tertutup kemungkinan di daerah lain.
2.
Dermatitis Atopik
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi
infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik pada penderita atau keluarganya.
3.
Dermatitis Numularis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk
numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing),
batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. bagian tubuh
4.
Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga
memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan
intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat
bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi
ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah
berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila
berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna
kulit lebih hitam
5.
Dermatitis Seiboroika
Merupakan
penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau
kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit
kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal,
ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.Pada kulit kepala terdapat
skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebutpytiriasis
steatoides ; disertai kerontokan rambut. Lesi dapat menjalar ke dahi, belakang
telinga, tengkuk, serta oozing (membasah), da menjadi nkeadaan eksfoliatif
generalisata. Pada bayi dapat terjadi eritroderma deskuamativa atau disebut
penyakit Leiner.
F. FASE
PENYAKIT DERMATITIS
Ada dua
fase yang biasanya dialami oleh penderita dermatitis. Pertama,Fase anak, fase
ini dimulai dengan munculnya dermatitis sub akut. Jenis dermatitis ini cenderung
lebih kering. Dermatitis ini sering muncul di lipat siku/lutut. Kedua,
Fase dewasa, fase ini disertai dengan munculnya hiperpigmentasi (kelebihan
pigmen pada kulit yang bisa menyebabkan warna hitam pada bekas luka yang
terinfeksi), hiperkeratosis dan likenifikasi (penebalan kulit dan bertambah
jelasnya garis-garis normal kulit).
Untuk
mencegahnya penyakit ini ada beberapa macam cara penanganan diantaranya
adalah pemeriksaan hispatologi (lesi akut,kronik) dan melakukan serangkaian uji
tusuk dan tempel (reaksi positif setelah 24 – 48 jam).
G. FAKTOR
RISIKO
Seringkali
terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada
orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau
asma. Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik :
- Stres emosional.
- Perubahan suhu atau kelembaban udara.
- Infeksi kulit oleh bakteri.
- Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
- Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis .
Dapat
terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik yang
mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga penderita
mengalami demam dan lesu.
I.
BAGAIMANA DERMATITIS TERJADI ?
Dermatitis
mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi. Dalam kasus seperti itu dapat
menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya beberapa jam
atau hanya satu atau dua hari. Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu
tertentu. Tangan dan kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena
tangan sering kontak dengan zat-zat asing dan kaki berada di bagian bawah yang
kondisinya hangat lembab sehingga penggunaan kaus kaki dan sepatu dapat
mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis
kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau penyakit kulit
lainnya yang tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau mungkin salah satu
dari beberapa kelainan kulit kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena
dermatitis kronis menghasilkan retak dan lecet di kulit, semua jenis dermatitis
kronis dapat menyebabkan infeksi bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis, namun
dermatitis kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling sering
ditemukan.
J. PENCEGAHAN
- Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang
- Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah
- Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.
- Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
- Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras
K. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Laboratorium
a.
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis,
trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
b.
Urin : pemerikasaan histopatologi
2. Penunjang
: pemeriksaan histopatologi
L. PENGOBATAN
Tujuan utama dari pengobatan adalah
menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa
sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk
membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit
masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan
akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat
mengurangi rasa gatal yang terjadi.
Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit
Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).
Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.
Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit
Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).
Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.
M. JENIS – JENIS DERMATITIS
Jenis penyakit yang sering disebut
dengan eksim oleh kebanyakan orang ini, mempunyai beberapa jenis diantaranya dermatitis
seboroik , dermatitis
atopik (eksim) dan
dermatitis kontak.
1.
DERMATITIS KONTAK
Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang
terjadi karena kulit telah terpapar oleh bahan yang mengiritasi kulit atau
menyebabkan reaksi alergi. Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar,
gatal dan rasa terbakar dan hal ini akan bertahan sampai berminggu-minggu.
Gejala dermatitis kontak akan menghilang bila kulit sudah tidak terpapar oleh
bahan yang mengiritasi kulit tersebut.
Dermatitis dibagi menjadi 2 :
a. Dermatitis
Kontak Iritan ( DKI )
Dermatitis
kontak iritan dicetuskan dari paparan ke bahan yang toksin atau iritatif ke
kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi. DKI terjadi seringkali
karena paparan sabun dan deterjen
·
Epidemiologi dan etiologi
Dermatitis
kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras,
dan jenis kelamin. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang
bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam,
alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh
ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan
tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama
kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan
kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan
kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor
individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan,
·
Gejala klinis
dermatitis
kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan
dermatitis kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan akut Penyebabnya
iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas,
eritema, vesikel, atau bula. Dermatitis kontak iritan kronis ialah dermatitis
iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah yang
berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban
rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut,
tanah, bahkan juga air).
·
Pengobatan
Upaya
pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan
pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi.
b. DERMATITIS
KONTAK ALERGI (DKA)
Dermatitis
kontak alergi adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi pada seseorang yang
terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada DKA, peradangan mungkin
belum terjadi sampai 24 ? 36 jam jam setelah kontak dengan bahan kimia
tersebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang ke orang lain. Dermatitis
kontak biasanya hanya terjadi di tempat yang berkontak langsung dengan allergen
Gejala dan
tanda dematitis kontak antara lain:
-
Bintik-bintik atau benjolan
kemerahan
-
Gatal dan bengkak
-
Keluar cairan dari kulit yang
terkena atau timbul lenting-lenting dan bula pada kasus yang berat
-
Kemerahan atau lenting pada kulit
terbatas pada area yang terkena saja
·
Epidemiolgi Dan Etiologi
Bila
dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis
kontak alergik lebih sedikit. Penyebab dermatitis kontak alergik adalah
alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari
500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul
dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya
penetrasi di kulit
·
Gejala Klinis
-
Tangan. Kejadian dermatitis kontak
baik iritan maupun alergik paling sering di tangan, misalnya pada ibu rumah
tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat kerja ditemukan di
tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya
misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan pestisida.
-
Lengan. Alergen umumnya sama dengan
pada tangan, misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen,
dan tanaman.
-
Wajah. Dermatitis kontak pada wajah
dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang di udara,
nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan
oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. – Leher. Penyebanya kalung dari
nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di udara, zat
warna pakaian.
-
Badan. Dermatitis kontak di badan
dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa),
plastik, dan detergen.
-
Genitalia. Penyebabnya dapat
antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita, dan alergen yang ada
di tangan.
-
Paha dan tungkai bawah. Dermatitis
di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku,
kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal, neomisin,
etilendiamin), semen, dan sepatu.
·
Pengobatan
Hal yang
perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan
terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit
yang timbul dan pemberian obat Kortikosteoroid untuk mengatasi peradangan.
2.
DERMATITIS SEBOROIK
Dermatitis Seboroik
(Seborrhoeic Dermatitis, Seborrheic Dermatitis) merupakan peradangan permukaan
kulit berbentuk lesi squamosa (bercak disertai semacam sisik), bersifat kronis,
yang sering terjadi di area kulit berambut dan area kulit yang banyak
mengandung kelenjar sebasea ( kelenjar minyak, lemak ), seperti kulit kepala,
wajah, tubuh bagian atas dan area pelipatan tubuh (ketiak, selangkangan,
pantat).
·
Angka Kejadian
Prevalensi Dermatitis Seboroik diperkirakan sekitar
3-5 %. Jika ketombe yang merupakan Dermatitis Seboroik ringan ditambahkan,
angka kejadian mencapai 15-20 %. Dermatitis Seboroik dapat dialami oleh semua
ras.
Berdasarkan usia, Dermatitis Seboroik dapat terjadi
pada semua umur, terutama usia pubertas hingga usia 40 tahun. Pada bayi,
Dermatitis Seboroik kerap dijumpai di area kepala dan pelipatan tubuh.
Berdasarkan jenis kelamin, Dermatitis Seboroik sedikit lebih banyak dialami
pria ketimbang wanita.
·
Penyebab
Penyebab Dermatitis Seboroik hingga kini belum
diketahui secara pasti. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab Dermatitis
Seboroik, antara lain: infeksi jamur Malassezia ovale, faktor imunologi,
iklim, genetik, lingkungan, hormonal, dan aktifitas kelenjar sebasea yang
berlebihan.
Selain itu, beberapa obat-obat tertentu diduga
memicu terjadinya Dermatitis Seboroik, seperti: auranofin, aurothioglucose,
buspirone, chlorpromazine, cimetidine, ethionamide, griseofulvin, haloperidol,
interferon alfa, lithium, methoxsalen, methyldopa, phenothiazines, psoralens,
stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen.
·
Gejala
Dermatitis Seboroik relatif mudah dikenali karena
tandanya yang khas, yakni dijumpainya krusta (bercak disertai semacam sisik)
berminyak.
Gejala
Pada Bayi:
-
Di area kepala (bagian depan dan
samping) ditandai: krusta tebal, pecah-pecah, berwarna kekuningan dan
berminyak. Tanda ini disebut cradle cap karena bentuknya yang mirip topi
menutupi kulit kepala.
-
Di bagian tubuh yang lain, ditandai:
ruam berwarna kemerahan, merah kekuningan, dengan krusta berminyak yang
menutupi permukaannya.
Gejala Pada Dewasa:
-
Keluhan gatal
-
Peradangan pada area seboroik dengan
gambaran berbagai bentuk lesi, berwarna kemerahan atau kekuningan disertai
dengan adanya skuama, krusta, basah berminyak, dan bisa juga kering.
-
Residif (mudah kambuh) dan bersifat
kronis. Diduga behubungan dengan faktor stress, kelelahan, sinar matahari dan
iklim.
·
Pengobatan
Pada dasarnya, pengobatan Dermatitis
Seboroik ditujukan untuk menghilangkan penyebabnya, jika penyebabnya diketahui,
dan untuk meredakan gejalanya.
-
Obat Minum ( sistemik ):
ü
Antihistamin untuk meredakan gatal
dan reaksi alergi, misalnya: Loratadine 10 mg, Cetirizine 10 mg atau
antihisamin golongan lainnya.
ü
Steroid, digunakan pada Dermatitis
Seboroik yang berat. Pada pemakaian jangka lama, steroid digunakan
secara tappering down, yakni dosis obat diturunkan secara bertahap dan
berkala.
ü
Antibiotika, digunakan jika
Dermatitis Seboroik disertai infeksi sekunder oleh kuman akibat garukan,
gesekan, dan lain-lain.
-
Obat Topikal ( obat luar: salep, krim, gel, lotion, shampo,
dll )
ü
Krim atau salep steroid. Pada area
wajah digunakan steroid potensi rendah agar kulit wajah tidak menipis pada
penggunaan jangka lama.
ü
Krim atau salep yang mengandung asam
salisilat 2-5%, atau sulfur 4%, atau ter 2%, atau ketokonazole 2%, atau obat
kombinasi.
ü
Shampo yang mengandung asam
salisilat, sulfur, selenium sulfida 2%, zinc pirition 1-2 %. Digunakan untuk
keramas 2-3 kali seminggu selama 5-10 menit, kemudian dibilas dengan air bersih.
·
Pencegahan
Sedapat mungkin penderita Dermatitis Seboroik
mengamati pemicu timbulnya kekambuhan. Jika sudah mengenali pemicunya,
diupayakan untuk mencegah paparan faktor pemicu.
Pada umumnya penderita Dermatitis Seboroik mengalami
kesulitan mengenali pemicu timbulnya kekambuhan. Hal ini wajar mengingat
beragamnya faktor-faktor pemicu. Kalaupun faktor pemicunya dapat dikenali, tak
jarang penderita sulit menghindarinya, terutama jika faktor-faktor pemicu
tersebut merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, misalnya stress, iklim
dan sejenisnya.
3.
DERMATITIS
ATOPI
penyakit dermatitis atopi, pada jenis penyakit dermatitis
ini, merupakan keadaan dimana terjadi peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal. Penyakit ini biasanya mempunyai riwayat / stigmata atopi (
sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat kepekaan terhadap
alergen dalam keluarganya, misalnya asma, bronchial,rintis alergik).
·
Penyabab
Meskipun merupakan penyakit warisan, eksim terutama
diperburuk oleh kontak dengan alergen atau asupan.
Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti stres atau kelelahan.
Eksim atopik terdiri dari peradangan kronis, sering
terjadi pada orang dengan riwayat gangguan alergi seperti asma atau demam
jerami. Tidak ada penyebab tertentu dermatitis atopik.
LANDASAN
TEORI ASKEP
I.
PENGKAJIAN
1.
Identitas
Pasien
2.
Keluhan
Utama :
Biasanya
pasien mengeluh gatal, rambut rontok
3.
Riwayat
Kesehatan
a.
Riwayat
Penyakit Sekarang :
Tanyakan
sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b.
Riwayat
Penyakit Dahulu :
Apakah
pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
c.
Riwayat
Penyakit Keluarga :
Apakah
ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
d.
Riwayat
Psikososial :
Apakah
pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang
berkepanjangan.
e.
Riwayat
Pemakaian Obat :
Apakah
pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah
pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
II.
POLA FUNGSIONAL GORDON
1.
Pola Persepsi dan Penanganan
Kesehatan
·
Persepsi terhadap penyakit :
Tanyakan kepada klien pendapatnya
mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien
·
Penggunaan :
-
Tanyakan tentang penggunaan
obat-obat tertentu (misalnya antidepresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin,
inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan antispasmotik dan obat
anti-parkinson
-
Tanyakan tentang penggunaan alcohol,
dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup klien.
2.
Pola Nutrisi/Metabolisme
·
Tanyakan bagaimana pola dan porsi
makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )
·
Tanyakan bagaimana nafsu makan
klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi
·
Tanyakan apakah klien mengalami
gangguan dalam menelan
·
Tanyakan apakah klien sering
mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3.
Pola Eliminasi
·
Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB,
warna dan karakteristiknya
·
Berapa kali miksi dalam sehari,
karakteristik urin dan defekasi
·
Adakah masalah dalam proses miksi
dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi
4.
Pola Aktivitas/Olahraga
·
Perubahan aktivitas biasanya/hobi
sehubungan dengan gangguan pada kulit
·
Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak
ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
·
Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan
klien saat beraktivitas.
5.
Pola Istirahat/Tidur
·
Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan
dan kualitas tidur pasien
·
Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah
terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
·
Bagaimana perasaan klien setelah
bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?
6.
Pola Kognitif/Persepsi
·
Kaji status mental klien
·
Kaji kemampuan berkomunikasi dan
kemampuan klien dalam memahami sesuatu
·
Kaji tingkat anxietas klien
berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan
klien
·
Kaji penglihatan dan pendengaran
klien
·
Kaji apakah klien mengalami vertigo
·
Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul
gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
7.
Pola Persepsi dan Konsep Diri
·
Tanyakan pada klien bagaimana klien
menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya
·
Tanyakan apa yang menjadi pikiran
bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut
·
Apakah ada hal yang menjadi
pikirannya
8.
Pola Peran Hubungan
·
Tanyakan apa pekerjaan pasien
·
Tanyakan tentang system pendukung
dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
·
Tanyakan apakah ada masalah keluarga
berkenaan dengan perawatan penyakit klien
9.
Pola Seksualitas/Reproduksi
·
Tanyakan masalah seksual klien yang
berhubungan dengan penyakitnya
·
Tanyakan kapan klien mulai menopause
dan masalah kesehatan terkait dengan menopause
·
Tanyakan apakah klien mengalami
kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
10. Pola
Koping-Toleransi Stres
·
Tanyakan dan kaji perhatian utama
selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
·
Kaji keadan emosi klien sehari-hari
dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah
ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya
dengan orang-orang terdekat.
11. Pola
Keyakinan-Nilai
·
Tanyakan agama klien dan apakah ada
pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran
agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif.
III.
PEMERIKSAAN
FISIK
a.
Subjektif :
Gatal
b.
Objektif :
·
Skuama kering, basah atau kasar
·
Krusta kekuningan dengan bentuk dan
besar bervariasi ( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah
nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus,
lipat bokong, lipat paha dan skrotum )
·
Kerontokan rambut
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ganguan integritas kulit
b.d kekeringan pada kulit
Kriteria hasil :
klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya
peradangan, ditandai dengan :
-
Mengungkapkan peningkatan kenyamanan
kulit
-
Berkurangnya derajat pengelupasan
kulit
-
Berkurangnnya kemerahan
-
Berkurangnya lecet karena garukan
-
Penyembuhan area kulit yang telah
rusak
Intervensi
:
a.
Mandi paling tidak sekali sehari
selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan
setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
Rasionalisasi
: dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit.
Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan
air dari kulit.
b.
Gunakan air hangat jangan panas
Rasionalisasi
: air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan
pruritus.
c.
Gunakan sabun yang mengandung
pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa
Rasionalisasi
: sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan
alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan
keluhan.
d.
Oleskan/berikan salep atau krim yang
telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasionalisasi
: salep atau krim akan melembabkan kulit.
2.
Resiko kerusakan kulit b.d terpapar
alergen
Kriteria
hasil : klien akan mempertahankan
integritas kulit, ditandai dengan :
-
Menghindari alergen
Intervensi
:
a.
Ajari klien menghindari atau
menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
Rasionalisasi
: menghindari alergen akan menurunkan respon alergi
b.
Baca label makanan kaleng
Rasionalisasi
: agar terhindar dari bahan makan yang mengandung allergen
c.
Hindari binatang peliharaan.
Rasionalisasi
: jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari
memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
d.
Gunakan penyejuk ruangan (AC) di
rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
Rasionalisasi
: AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen
yang ada di lingkungan.
3.
Perubahan rasa nyaman b.d pruritus
Kriteria
hasil : klien menunjukkan berkurangnya
pruritus, ditandai dengan :
-
Berkurangnya lecet akibat garukan
-
Klien tidur nyenyak tanpa terganggu
rasa gatal
-
Klien mengungkapkan adanya
peningkatan rasa nyaman
Intervensi
:
a.
Jelaskan gejala gatal berhubungan
dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi)
dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
Rasionalisasi
: dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan
prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
b.
Cuci semua pakaian sebelum digunakan
untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan
pelembut pakaian buatan pabrik.
Rasionalisasi
: pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen
dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
c.
Gunakan deterjen ringan dan bilas
pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
Rasionalisasi
: bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian
dapat menyebabkan iritas